Minggu, 25 Maret 2012

Celotehan Tetangga

Menurut saya, hidup itu perlu visi & misi yang jelas. Kalau misi kita bisnis (mencari duit) ya fokuslah pada bidangnya. Yang penting jangan melanggar syari’ah agama. Dalam artian yang penting dapat duit banyak & halal menurut agama kita masing-masing. Begitu juga kalau misi kita berda’wah, ya silahkan berda’wah pada tempatnya. Jangan berda’wah disetiap kita ketemu orang yang belum tentu mau untuk kita ceramahin. 

Lihatlah Kereta Api. K.A itu tidak akan berhenti, sekalipun Polisi menyetopnya ditengah jalan. Bahkan malah bisa tertabrak kalau Polisi itu tetap nekad menghadangnya supaya berhenti. Tapi kenapa disaat Operator K.A yang hanya duduk didalam Gedung Stasiun itu mampu menyetop K.A tersebut sedangkan Polisi tadi tidak bisa padahal Polisi itu berpangkat tinggi ? Jawabannya, karena pak polisi itu bukan bidangnya dalam masalah K.A.

Lihatlah pawang ular itu, atau pawang buaya, pawang harimau, dan pawang-pawang yang lainnya. Kenapa seorang Kyai tidak bisa menjinakan ular itu, atau buaya, serta harimau tersebut ? Karena pak Kyai bukan ahlinya dalam bidang menjinakan hewan-hewan tersebut.

Sama hal-nya dengan hidup dimasyarakat. Yang namanya masyarakat itu bukan hanya satu atau dua orang saja. Tapi mencakup semua yang ada didalam suatu lingkungan, dusun, desa, kecamatan, ataupun negara. Kita tidak bisa berbuat sewenang-wenangnya didalam bermasyarakat. Walaupun niat kita itu benar & baik. Namun kita harus sadar, bahwa kita itu hidup disuatu Negara. Dimana Negara itu mempunyai aturan-aturan tertentu. Kalau ada masyarakat yang melanggar, tugas kita itu bukan menghakimi dengan kata-kata, ataupun dengan kekerasan. Melainkan melaporkannya kepada pihak yang berwenang. Memang tidak salah juga kalau kita itu langsung mengingatkannya. Tapi kalau orangnya itu mau di ingatkan. Lha kalau orangnya tidak mau di ingatkan, atau susah untuk di ingatkan. Masa iya kita harus tetap mengingatkan dengan kata-kata keras, atau kekerasan ? Menurut saya, kalau kita memaksakan diri untuk nekad mengingatkan, saya yakin niat baik kita musfro, bahkan bisa berdampak pertengkaran yang akan merusak niat baik kita. Lha kalau sudah begini, apa masih ada makna Hablumminannas dalam diri kita ?

Rosululloh tidak pernah menghakimi siapapun, apalagi mentakdis menyalahkannya!!

Wallohu A’lam Bisowaab… [Aw]

4 komentar: