Rabu, 17 Oktober 2012

Hidup Itu Tak Semudah Yang Kita Bayangkan

Waktu saya masih kecil, tersirat rasa ingin cepat besar dan menjadi  orang dewasa,  yang acapkali identik dengan kebebasan. Dalam artian tidak terkekang dengan orangtua,  bisa mandiri. Dan sepertinya dewasa itu bahagia. Namun setelah beranjak dewasa, ternyata semua itu hanyalah halusinasi anak-anak yang mengimpikan kedewasaan. Karena ketika kedewasaan kita datang pada saatnya, ternyata dewasa itu tidak mesti enak. Dimana tanggung jawab kita semakin bertambah, & mungkin lambat laun akan terus bertambah karena kita akan berkeluarga dan akan mempunyai momongan.

Ya, pada saat saya menulis coretan ini, usia saya masih 23 tahun. Telinga saya masih terngiang pada masa-masa kecil dulu. Dimana pada saat itulah sebenarnya kebahagian itu ada. Anak tidak pernah memikirkan gimana rasanya menjadi orangtua yang terus-terusan bertahan dan berjuang demi menghidupi kebutuhan keluarga dan anak-anaknya. Yang ada didalam benak seorang anak hanyalah sejuta keinginan yang harus terpenuhi. Tanpa memikirkan keadaan orangtua yang mungkin sedang tidak mempunyai uang ataupun lainnya. Tapi seorang anak tetap kukuh, atau bahkan menangis demi tergapainya keinginannya itu.

Dan sekarang saya sudah beranjak dewasa. Dimana halangan dan rintangan-pun sudah mulai menghampiri. Bahkan kerap menghadang disetiap langkah dan detik kehidupan saya. Yang terkadang hampir membuat saya putus asa dalam menghadapinya. Saya merasa terharu dengan perjuangan para orangtua yang sampai dimasa tua-nya-pun tetap tegar menghadapi dunia ini. Padahal dunia ini tak segampang yang kita bayangkan. Terkadang penuh dengan duri dan rintangan yang suatu saat nanti bisa saja menyayat kehidupan kita. Ya, itulah orangtua. Harus tetap sabar, dan terus berjuang demi mengayomi keluarga dan kebutuhan anak-anaknya.

Maafkan saya mai’ah, saya sudah terlalu sering menyakitimu. Maafkanlah mai’ah, bukan niat hati ini untuk melawanmu. Maafkanlah mai’ah, saya sudah terlalu banyak berbuat dosa kepadamu. Juga kepada pa’ali. Maafkanlah . . . astaghfirullohal ‘Adziim . . . [Aw !!]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar