Rabu, 17 Oktober 2012

Percaya Diri Itu Modal Hidup Kita

Mensterilkan jiwa untuk berubah menjadi baik itu bagi saya sangatlah sulit namun pasti bisa!! walaupun butuh perjuangan yang ekstra large. Tidak menutup kemungkinan_memang, kerja keras dan perjuangan itu butuh waktu berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Namun tidaklah mustahil_kalau kita bersungguh-sungguh, maka kita pasti BISA secepatnya!!

Pada awal tahun 2009 lalu, tepatnya pada malam sabtu tanggal 12 Februari, saya bertemu dengan seorang gadis_dan sayapun langsung maen kerumahnya. Pada awalnya saya minder ketika melihat wajahnya yang sungguh-sungguh luar biasa cantiknya. Tak sedikit pemuda disekitarnya-pun banyak yang tertarik kepadanya. Namun mereka tidak berani untuk mendekatinya karena minder. Tak sedikit cowok yang mengungkapkan perasaannya pasti terkena tolak darinya. Bagi saya, wajar saja kalau dalam diri seseorang itu masih punya rasa minder. Tapi Kalau kehilangan rasa percaya diri itulah yang tidak wajar. Karna bagi saya percaya diri itu adalah modal hidup saya. Kalau saya tidak punya modal itu, saya tidak akan pernah bisa menggapai impian-impian saya. Mungkin bagi orang lain bisa, karena mereka masih punya modal yang lain, seperti wajah yang tampan, duit berlimpah, atau-pun yang lainnya.

Memang tidak semuanya seorang gadis itu mencintai seseorang karna rupa atau-pun materinya. Tapi di zaman sekarang ini sudah memasuki mayoritas. Itu sudah terbukti dari lingkungan saya. Dimana banyak sekali mereka berpacaran melihat kendaraan yang ditumpakinya. Kalau kendaraannya jelek, ia akan beralasan gini, gitu, sampai tetek bengek supaya ia cepat-cepat pergi dari pandangannya. Tapi yang saya kagumi, gadis ini tidak seperti yang saya lihat dan argumentasikan sebelumnya. Ia tidak memandang ketampanan wajah dan materi kita. Melainkan ketulusan hatinya dalam bergaul dan menerima siapa saja.

Haripun berlalu dan beranjak di tanggal berikutnya, 13 Februari 2009 saya mencoba menelponnya dan mengajak ia jalan ke pantai, dan kebetulan malam ini adalah malam valentine. Niat saya sebenarnya bukan merayakan valentine, melainkan agar kita bisa saling akrab. Ia memberi jawaban atas ajakan saya, "gimana entar malam adza yach . . . kalau entar malam pacar aku gak datang, hayu kita jalan kepantai". Hati ini sedikit terpukul ketika mendengar kata itu. Dalam bathin saya, kayaknya saya gak bakal bisa jalan, apalagi malam ini adalah malam valentine yang dimana malam paling spesial buat pasangan yang menjalin hubungan cinta.

Kegelapan mulai nampak, mataharipun sudah mulai membenamkan diri. Jam 19.30 wiB masih belum ada kabar apapun darinya. Tapi saya masih setia menunggu kabar terbaik darinya. Namun lagi-lagi kabar-pun tidak segera menjelma. Akhirnya, tepat pada jam 21.30 saya telpon dia. Alhamdulillah, dengan tak disangka-sangka ia bilang, "kamu kesini adza yach dirumah. pacar indri gak datang tuch!!" Cabuuuuut coy . . . Sssssssttt . . . akhirnya saya sampai dirumahnya. Assalamu 'alaikum . . . "wa 'alaikum salaam jawabnya dari bilik pintu pagar besi. Hayu masuk!!". Ah malu, disini adza yach. Gimana niech bisa keluar tidak? tanyaku. "ia santai, udah gak sabar yach ingin kencan ama aku? jawabnya". Hmmmm,,, saya tersenyum. "Oh iya, entar kamu minta izin yach ke ortuku sambutnya". Yaudah iya, kataku. Buzzzzz . . . saya langsung masuk ke-ruangan yang benderang nan indah. "duduk nak, sapa ayahnya". Iya pak makasih sambut-ku. Oh iya pak, malam ini saya mau ajak indri jalan, di izinin ya pak?! "Ya udah iya, hati-hati ya, timpalnya!!" (Wuiiiiih . . . !! siapa coba yang gak seneng kalau udah begini. Cabut lagi cooooy,,, hahaha,,,).

Sssss . . . suara angin pantai dan ombak bergemuruh, seakan membisikiku untuk saling merilekkan keadaan. Obrolan kecil pertama ku utarakan. Ndri, kok kamu gak kencan ama pacarmu? "yeach!! lupain adza, toh dia mah kaya gitchu. Gak mau ngertiin aku, imbuhnya". Oowww,,, trus hubungan kamu gimana, padahalkan malam ini malam yang paling spesial tuch. Apalagi kamu kan udah saling menjalin cinta. "ya sih, tapi harus gimana lagi, timpalnya". Sssss . . . suara angin kian menjadi-jadi, ombakpun seperti memberi isyarat kalau malam ini adalah malam yang romantis buatku. Aku duduk berhadapan dengannya diatas kendaraan motorku. Sejenak terpaku malu, aku bilang padanya, ndri sini duduknya jangan jauh-jauh dong, kayak saya tukang ojek adza pake jauh-jauhan. Lalu ku-dekap tubuh indri, dan tiba-tiba gak terasa lagi kalau bibir kita sudah saling cipika-cipiki menikmati. Hampir 5 menit ku saling cumbu. Namun polisi beroperasi untuk mengamankan situasi malam di pantai. Bersambung... Keburu Putus Hubungan Coy,,, jadi males ngelanjutin ceritanya. Hehehe... Wallahu A'lam Bissowaab. [Aw]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar