Rabu, 17 Oktober 2012

Hakikat Pengorbanan Kita

Pertolongan kita kepada seseorang, Perjuangan kita, Ataupun kebaikan-kebaikan yang kita berikan kepada seseorang itu sebenarnya belumlah setulus hati. Apalagi karena Ridho Illahi. Melainkan, apa yang kita lakukan itu hanyalah sebuah tujuan yang kita inginkan (mempunyai maksud tertentu dari yang ditolongnya).

Misal seorang laki-laki berbuat baik kepada seorang perempuan. Dibalik kebaikan lelaki tersebut kemungkinan besar pasti karena mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Entah itu karena dia jatuh cinta, ataupun agar perempuan itu jatuh cinta kepada dirinya, dan lain-lainnya.

Kitapun tidak sadar akan hal itu. Ini hampir terjadi pada semua manusia. Kalau manusia berbuat baik itu_karena mengharapkan sesuatu. Coba kita kaji secara bersama.  Kalau kita berbuat baik dengan setulus hati, bahkan karena Ridho Illahi. Mustahil sekali kita mengungkit-ungkit kebaikan yang sudah kita perbuat itu. Semisal begini : Kita menolong tetangga kita yang tidak mampu. Dengan memberinya makan dan minum, serta fasilitas kebutuhan hidup lainnya selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Setelah itu orang yang tidak mampu itu (yang ditolongnya) disuruh  oleh kita meminta tolong untuk membeli barang atupun sejenisnya yang sangat penting. Akan tetapi orang yang tidak mampu itu menolaknya dan bilang, maaf bu, saya lagi capek dan agak sedikit malas. Lihatlah apa yang terjadi pada orang kaya tersebut yang telah menolongnya. Pasti ia akan bilang_paling tidak menggerutu dalam hatinya : sampean itu ditolong oleh saya selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun rupanya seperti ini. Dimintain tolong untuk membeliin barang itu saja sampean itu tidak mau. Rupanya ini balesan dari sampean atas apa yang saya lakukan selama ini. Kalau tau dari dulu sampean seperti ini. Saya tidak akan mau menolong sampean. Terus terang saya merasa kecewa menolong sampean, tutur orang kaya tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar